What Are You Looking For?

Bahaya Polusi Udara Pada Kulit Wajah

Bahaya Polusi Udara Pada Kulit Wajah
Kesehatan Invalid date 280 Views

Dampak polusi udara bagi kesehatan tidak bisa disepelekan. Ada berbagai gangguan kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang yang terjadi akibat menghirup zat berbahaya dalam polusi udara, mulai dari masalah pernapasan, kanker, hingga kematian. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat polusi udara paling parah di dunia. Tingkat polusi udara di Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia bahkan 6 kali lebih tinggi daripada batas normal yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menderita gangguan kesehatan merupakan dampak polusi udara yang pasti terjadi. WHO bahkan memperkirakan jika harapan hidup masyarakat Indonesia dapat turun sebanyak 5,5 tahun akibat menghirup polusi udara setiap hari. Selain dari asap kendaraan bermotor,  sumber polusi udara di Indonesia berasal dari limbah industri, emisi pembakaran batu bara, dan kebakaran hutan.

Polusi udara memiliki efek jangka panjang pada berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk pada kesehatan kulit. Partikel polusi halus PM 2.5, ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), karbondioksida (CO2), bahan organik volatil (VOCs), dan timbal (Pb) bisa merusak sel-sel kulit yang sehat. Untungnya, ada cara mencegah dampak polusi pada kulit.

Berbagai efek polusi udara pada kulit
Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh manusia dan merupakan sistem perlindungan pertama terhadap pemicu stres lingkungan, seperti polusi udara.  Kulit sebenarnya dapat melawan paparan tersebut, tetapi hanya pada titik tertentu. Bila paparan polusi udara terus berulang dalam jangka panjang, munculnya masalah kulit berikut ini bisa tidak terhindarkan. 

Jerawat dan komedo
Efek polusi pada kulit lainnya yaitu munculnya komedo dan jerawat. Partikel polusi dapat menyumbat pori-pori kulit yang dapat mengakibatkan terbentuknya komedo dan jerawat. Komedo terbentuk ketika pori-pori tersumbat oleh minyak kulit dan kotoran. Komedo umumnya muncul sebagai bintik-bintik kecil yang berwarna hitam atau putih di permukaan kulit. Sementara itu, bakteri dapat berkembang biak di pori-pori yang tersumbat kemudian menyebabkan peradangan dan akhirnya terjadilah jerawat.

Eksim
Efek polusi udara juga dapat memicu dan memperburuk gejala eksim pada kulit beberapa orang yang rentan.  Dermatitis atopik alias eksim adalah kondisi kulit yang ditandai oleh peradangan, kemerahan, kulit kering, gatal, dan dalam beberapa kasus menyebabkan lepuhan. Polusi udara mengandung berbagai zat kimia dan partikel yang dapat berinteraksi dengan kulit dan menyebabkan peradangan.  Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat merusak lapisan pelindung kulit, mengganggu keseimbangan kelembaban, dan meningkatkan risiko peradangan kulit.

Hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit ketika terdapat peningkatan dalam produksi melanin atau pigmen alami yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata. Akibatnya, area kulit tertentu menjadi lebih gelap dari sekitarnya. Paparan polusi udara dapat menyebabkan peradangan pada kulit, yang dapat memicu produksi melanin yang berlebihan. Ini dapat menyebabkan pembentukan bintik-bintik gelap.

Dermatitis kontak
Bahaya polusi pada kulit lainnya yaitu muncul dermatitis kontak. Dermatitis kontak peradangan kulit akibat bersentuhan dengan bahan kimia atau logam tertentu. Polusi udara, terutama polutan udara seperti ozon dan partikel-partikel mikroskopis (seperti PM2.5), dapat berinteraksi dengan kulit dan merusak lapisan pelindung kulit. Ini dapat membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dari bahan-bahan kimia atau zat-zat lain yang biasanya tidak akan menyebabkan reaksi peradangan di kulit.

Alergi kulit
Alergi kulit bisa menyebabkan seseorang mengalami gejala berupa muncul ruam dan bentol di kulit, gatal-gatal, dan kulit kering. Paparan polusi pada kulit bisa menyebabkan reaksi alergi ketika orang yang memiliki riwayat alergi atau eksim bersentuhan dengan zat pencetus alerginya, misalnya debu, sabun, detergen, tungau, asap rokok, atau bulu hewan. Selain itu, sebagian orang yang memiliki alergi kulit juga bisa mengalami kambuhnya gejala ketika terpapar faktor pencetus lain, seperti stres berlebihan, berada di tempat yang dingin atau panas, atau udara kering.

Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh pembentukan sel-sel kulit berlebih dan menumpuk di permukaan kulit. Hal ini dapat membentuk plak kemerahan yang terasa gatal dan bersisik. Faktor lingkungan, seperti polusi udara dan genetik berperan dalam perkembangan psoriasis. Penelitian yang ditulis dalam JAMA Dermatology mengatakan efek polusi udara yang tinggi dapat meningkatkan risiko kambuhnya psoriasis pada kulit.

Penuaan dini
Polusi udara mengandung partikel polusi, seperti PM2.5, yaitu polusi ukuran kecil dengan ukuran diameter kurang dari 2,5 mikrometer. Partikel ini dapat masuk ke dalam pori-pori kulit dan merusak kolagen dan elastin. Keduanya adalah protein yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Kerusakan protein kulit menyebabkan munculnya tanda-tanda penuaan dini seperti keriput dan garis halus.

Kanker kulit
Polusi pada kulit juga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Udara yang tercemar mengandung banyak zat berbahaya, termasuk berbagai jenis racun yang memiliki sifat karsinogenik.

Cara mencegah dampak kerusakan kulit akibat polusi 
Untuk mencegah dampak kerusakan kulit akibat polusi, Anda bisa menggunakan masker, baju lengan panjang, dan topi saat beraktivitas di luar rumah. Selain itu, ada banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan kulit akibat paparan polusi, antara lain:

Membersihkan kulit secara rutin
Mencegah dampak kerusakan akibat polusi pada kulit, seperti munculnya jerawat dan penuaan dini, bisa Anda lakukan dengan rutin membersihkan kotoran yang menumpuk di wajah sebelum tidur. Anda bisa menggunakan sabun berbahan kimia lembut untuk kulit guna mencegah terjadinya iritasi dan alergi pada kulit. Eksfoliasi untuk menghilangkan daki juga dapat Anda lakukan untuk memaksimalkan upaya menjaga kebersihan kulit. Setelah membersihkan kulit, Anda juga bisa menggunakan toner dan pelembap untuk merawat kulit dan mencegah kulit kering.

Menggunakan tabir surya
Zat polutan dari luar rumah dan paparan sinar UV bisa membuat kulit cepat rusak. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 35 atau lebih ketika beraktivitas di bawah terik matahari, terutama pada pukul 10.00–15.00. Penggunaan tabir surya juga penting untuk mencegah sunburn dan mengurangi risiko terjadinya kanker kulit.

Mengonsumsi makanan bergizi
Untuk merawat kesehatan kulit dan organ tubuh lainnya, Anda juga perlu mengonsumsi makanan bergizi dan kaya akan antioksidan, seperti buah dan sayuran. Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup agar kelembapan kulit tetap terjaga dan mencegah dehidrasi. Paparan polusi pada kulit memang sulit dihindari, terlebih bila Anda tinggal di daerah dengan tingkat polusi yang tinggi. Namun, dengan berbagai cara di atas, setidaknya Anda bisa melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan polusi.


Be Everlasting with Glutera

Unleash The Beauty Within

Brighten Up Your life